Gunakan Waze untuk Hindari Macet
A
A
A
MANOHARA Odelia Pinot, 23, mengaku bukan seorang tech savvy. Aplikasi yang diinstal di smartphone miliknya tidak banyak.
Dari yang sedikit itu, Mano-sapaan akrabnyapaling senang menggunakan Waze. ”Di kota besar seperti Jakarta, kemacetan tentu sudah menjadi makanan sehari-hari,” kata gadis cantik kelahiran Jakarta, 28 Februari 1992 ini. Menggunakan Waze, lanjut Mano, dirinya selalu bisa menyiapkan jalan alternatif untuk pergi ke suatu tempat.
Bagi Mano, jalan alternatif yang mungkin lebih jauh tapi lancar lebih baik dibanding harus melawan macet yang tidak pasti. ”Aku tidak suka menunggu kemacetan, karena bikin pusing,” katanya sambil tertawa. Mano biasanya akan memanfaatkan fitur navigate di Waze yang mudah untuk digunakan. “Fitur tersebut memungkinkan kita menyimpan lokasi, jadi ketika ingin menavigasikan tujuan ke tempat yang sama, tidak perlu mencari ulang. Lebih cepat,” ungkap gadis yang kini sedang sibuk berbisnis itu.
Selain aplikatif, Mano menyukai Waze karena sangat menarik lewat laporan lalu lintas yang dimilikinya. Ada penanda warna berbeda untuk melihat padatnya lalu lintas. ”Selain itu kita juga bisa membantu pengguna jalan lain dengan memberikan laporan keadaan di jalanan. Makanya aku selalu menggunakan Waze, favorit banget.”
Gadis yang pernah memerankan dirinya sendiri dalam sinetron Manohara ini mengaku selama ini dirinya tidak memiliki media sosial seperti Instagram atau Facebook. Ia hanya punya satu akun Twiter. ”Terus terang selama ini aku cenderung skeptis terhadap pengguna smartphone. Karena smartphone membuat seseorang sibuk sendiri, terutama ketika sedang ngumpul dengan keluarga atau teman. Memang tidak semua, tapi kebanyakan orang seperti itu,” katanya.
Hal itu, lanjut Mano, salah sautnya disebabkan karena terlalu banyak memiliki akun sosial media. ”Jika kamu selalu menyentuh ponsel setiap saat, maka akan lupa dengan lingkungan sekitarmu. Menggunakan media sosial justru menjadi unsocial,” ungkapnya.
Binti mufarida
Dari yang sedikit itu, Mano-sapaan akrabnyapaling senang menggunakan Waze. ”Di kota besar seperti Jakarta, kemacetan tentu sudah menjadi makanan sehari-hari,” kata gadis cantik kelahiran Jakarta, 28 Februari 1992 ini. Menggunakan Waze, lanjut Mano, dirinya selalu bisa menyiapkan jalan alternatif untuk pergi ke suatu tempat.
Bagi Mano, jalan alternatif yang mungkin lebih jauh tapi lancar lebih baik dibanding harus melawan macet yang tidak pasti. ”Aku tidak suka menunggu kemacetan, karena bikin pusing,” katanya sambil tertawa. Mano biasanya akan memanfaatkan fitur navigate di Waze yang mudah untuk digunakan. “Fitur tersebut memungkinkan kita menyimpan lokasi, jadi ketika ingin menavigasikan tujuan ke tempat yang sama, tidak perlu mencari ulang. Lebih cepat,” ungkap gadis yang kini sedang sibuk berbisnis itu.
Selain aplikatif, Mano menyukai Waze karena sangat menarik lewat laporan lalu lintas yang dimilikinya. Ada penanda warna berbeda untuk melihat padatnya lalu lintas. ”Selain itu kita juga bisa membantu pengguna jalan lain dengan memberikan laporan keadaan di jalanan. Makanya aku selalu menggunakan Waze, favorit banget.”
Gadis yang pernah memerankan dirinya sendiri dalam sinetron Manohara ini mengaku selama ini dirinya tidak memiliki media sosial seperti Instagram atau Facebook. Ia hanya punya satu akun Twiter. ”Terus terang selama ini aku cenderung skeptis terhadap pengguna smartphone. Karena smartphone membuat seseorang sibuk sendiri, terutama ketika sedang ngumpul dengan keluarga atau teman. Memang tidak semua, tapi kebanyakan orang seperti itu,” katanya.
Hal itu, lanjut Mano, salah sautnya disebabkan karena terlalu banyak memiliki akun sosial media. ”Jika kamu selalu menyentuh ponsel setiap saat, maka akan lupa dengan lingkungan sekitarmu. Menggunakan media sosial justru menjadi unsocial,” ungkapnya.
Binti mufarida
(ftr)